Spesial Hari Kartini : Memaknai Situasi bagi Perempuan Indonesia Masa Kini

 


Untuk seluruh perempuan hebat Indonesia,

Raden Ayu  Kartini, kita semua pasti sudah tahu bahwa beliau merupakan salah satu pahlawan nasional yang berkontribusi dalam memperjuangkan hak-hak  perempuan pribumi. Pada masa itu, perempuan menempati status sosial yang rendah, yang tentu saja merupakan dampak dari adanya budaya patriarki. Perempuan tidak boleh mengenyam pendidikan, mengetahui dunia luar, harus bersedia dinikahkan dengan orang yang tidak dikenal, bahkan harus mau dimadu. Katanya dimuliakan tapi tindakan ini justru terlihat merendahkan. Melihat kondisi yang sungguh memprihatinkan ini, Kartini tergerak hatinya untuk mendirikan sekolah anak gadis (Sekolah Kartini, Jepara). Dan dengan bermulanya sekolah anak gadis ini, pahlawan-pahlawan wanita lain terus bermunculan sehingga sampailah pada masa saat ini, di mana kita, perempuan, bisa mengenyam pendidikan, mendapatkan kursi yang sejajar dengan laki-laki, bahkan bisa menjadi pemimpin. Benar saja, habis gelap, sungguh terbitlah terang. Bersyukurlah kita, perempuan Indonesia telah mendapatkan kesempatan yang lebih terbuka luas dibanding pada masa-masa sebelumnya. Walau memang benar juga bahwa emansipasi wanita belum sepenuhnya dipandang dan dianggap ada, karena sampai saat ini pun masih terdapat mindset apabila laki-laki dipercaya karena potensi, perempuan baru bisa dipercaya karena ada bukti.  Alih-alih menganggap ini sebagai beban, marilah kita menganggap ini sebagai tantangan. Perempuan juga suka tantangan, kan ? Eh, tapi, saat  nanti sudah jadi pemimpin atau sedang merangkak menjadi pemimpin, janganlah mengincar kuasa dan seenaknya, tapi jadilah pemimpin yang bijaksana, boleh open-minded, tapi jangan sampai lupa saringannya,  karena tidak semua hal modern baru yang kita dukung adalah faktor penentu kita menjadi seorang yang open-minded. Jadi perempuan modern boleh, tapi jangan lupa kata-kata leluhur yang selalu berharap perempuan menjadi seorang yang santun.  Karena dengan menemukan beberapa budaya konservatif yang kita anggap tidak cocok lagi, bukan berarti semua kebudayaan tradisional harus kita tinggalkan. Masih banyak kok nilai-nilai budaya tradisional yang justru sangat relevan dan dibutuhkan dalam era kehidupan modern saat ini. Akhir kata, Girls lead, because why not, but jangan lupa poin-poin yang sudah saya sebutkan tadi. Selamat Hari Kartini 2021 !

Komentar