Contoh Makalah tentang Pengaruh Kerja Paruh Waktu terhadap Tingkat Keaktifan Mahasiswa Baru


Pengaruh Kerja Paruh Waktu terhadap Tingkat Keaktifan Mahasiswa Baru Sastra Cina Angkatan 2019 Universitas Brawijaya Malang

Valencia Gaby W.


Universitas Brawijaya Malang
valenciagabywong@gmail.com


ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan oleh penulis didasari keingintahuan penulis terhadap alasan mahasiswa baru Sastra Cina 2019 Universitas Brawijaya untuk bekerja paruh waktu atau tidak serta tingkat keaktifan mahasiswa pekerja paruh waktu dalam kegiatan pembelajaran di kelas.  Penelitian dilakukan dengan teknik Purposive Sampling melalui pengisian angket dan Cluster Random Sampling secara wawancara langsung sehingga mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini melibatkan 20 orang mahasiswa baru Sastra  Cina angkatan 2019 Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh Ibu Trisna Andarwulan serta diharapkan dapat berkontribusi dalam menambah wawasan / ilmu pengetahuan di dunia pendidikan maupun bagi kalangan awam sebagai pembaca, menjadi bahan pertimbangan untuk mahasiswa dalam mengambil keputusan untuk bekerja paruh waktu disamping kuliah, serta bagi penulis dapat memahami pandangan mahasiswa yang memilih bekerja paruh waktu sambil kuliah.
Kata kunci : Kerja paruh waktu, keaktifan, mahasiswa


PENDAHULUAN

            Pada masa kini, mengejar pendidikan sampai ke bangku perkuliahan dianggap wajib untuk memperdalam ilmu. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 1998).
            Mahasiswa adalah insan – insan sebagai calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan diharapkan menjadi calon – calon intelektual  (Suwono, 1998). Namun sebenarnya, ilmu tidak hanya didapat melalui proses pembelajaran di dalam kelas. Mahasiswa diberi kebebasan untuk bereksplorasi dan mencari pengalaman di luar kegiatan akademik universitas. Terdapat banyak kegiatan yang bisa dijadikan media penyebaran ilmu seperti kegiatan keorganisasian / komunitas maupun bekerja.
            Bekerja menurut KBBI adalah  melakukan kegiatan / pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. Tenaga kerja meliputi penduduk usia produktif ( 15-64 tahun ).
            Menurut UU No 13 tahun 2003 Bab I pasal I ayat 2, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.     Menurut UU No. 13 Tahun 2013 pasal 77 dan 85 disebutkan bahwa ketentuan jam kerja adalah selama 40 jam dalam seminggu. Sesuai namanya, kerja paruh waktu adalah kerja yang dilakukan dengan jam kerja dibawah dari jam kerja pada umumnya.  Kerja paruh waktu menurut Badan Pusat Statistik adalah kerja dibawah jam kerja normal ( kurang dari 35 jam dalam seminggu ).  Karena waktu jam kerjanya yang tidak sebanyak kerja pada umumnya, kerja paruh waktu menjadi incaran bagi para mahasiswa.  Beberapa pekerjaan paruh waktu yang biasanya dilakukan mahasiswa yaitu sebagai :
  1. Penulis artikel
  2. Pemandu wisata
  3. Guru les privat
  4. Fotografer
  5. Barista
  6. Pelayan Toko
  7. Administrator
  8. Reporter
  9. Prooffreader
  10. Penerjemah bahasa
  11. Penyiar radio
  12. Servis elektronik
            Kerja paruh waktu tetap mempunyai tanggung jawab tersendiri yang tidak bisa disepelekan. Disamping itu, mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa. Hal ini menjadikan kedua kegiatan tersebut seringkali bertabrakan dan bisa saja menimbulkan masalah bila tidak dijalankan secara seimbang.
            Saat terdapat suatu masalah, tingkat keaktifan belajar dari mahasiswa dalam proses pembelajaran di kelas bisa saja berkurang. Aktivitas belajar adalah segala pengetahuan yang harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis (Sadirman, 2001).
            Penelitian ini diadakan berdasar teori keaktifan mahasiswa oleh Sudjana dengan tujuan untuk mendeskripsikan motivasi dan tujuan mahasiswa untuk bekerja paruh waktu, hambatan apa saja yang dialami mahasiswa dalam menjalankan perannya sebagai mahasiwa dan pekerja serta tingkat keaktifan mahasiswa di kelas.


METODOLOGI PENELITIAN
            Dalam pengambilan data penelitian kuantitatif ini digunakanlah metode Purposive Sampling. Metode Purposive Sampling adalah teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu (Arikunto, 2006).
             Adapun 2 kriteria wajib yang dipakai adalah :
1.      Mahasiswa baru Angkatan 2019 Sastra Cina Universitas Brawijaya Malang.
2.      Mahasiswa yang sedang bekerja paruh waktu.
Dari 2 kriteria wajib tersebut, didapat  3 mahasiwa sebagai populasi sumber data kerja paruh waktu yang dibutuhkan.
            Selain itu, terdapat teknik Cluster Random Sampling yang digunakan untuk meneliti 17 mahasiswa yang tidak bekerja paruh waktu. Cluster Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Penelitian ini dilakukan di dalam lingkup Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilakukan di bulan November 2019.
            Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket / kuisioner online yang langsung diisi oleh responden mahasiswa pekerja paruh waktu, observasi terhadap jumlah populasi responden yang bekerja paruh waktu dan jenis kelaminnya, serta wawancara langsung terhadap 17 mahasiswa baru Sastra Cina 2019 UB yang tidak bekerja. Oleh sebab itu, instrumen penelitian responden pekerja paruh waktu menggunakan teknik skor dari skala likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban.
Pilihan jawaban
Skor
Selalu
5
Sering
4
Kadang – kadang
3
Pernah
2
Tidak pernah
1
Tabel 1. Skor Pilihan Jawaban Angket
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  I.            Anggapan mengenai kerja paruh waktu

Diagram I.1. Populasi mahasiwa yang bekerja dan tidak bekerja
Dari 76 mahasiswa baru Sastra Cina 2019, ditemukan hanya 4% yang bekerja paruh waktu. Adapun alasan yang dikemukakan para mahasiswa baru terhadap pilihannya untuk tidak bekerja ditunjukkan dalam persentase berikut.

Diagram I.2. Alasan mahasiswa tidak bekerja
a.       Ingin menyesuaikan diri terhadap lingkungan Malang
Hal ini disebabkan mahasiswa Universitas Brawijaya berasal dari berbagai daerah sehingga kebanyakan dari mereka menganggap masih membutuhkan penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungan di Malang.
b.      Belum mencari dan memukan pekerjaan yang diinginkan
c.       Memprioritaskan kuliah yang teratur karena masih menjadi mahasiswa baru
Para mahasiswa baru masih enggan bekerja paruh waktu karena takut waktunya akan terganggu dan kemudian bisa mengurangi tingkat keaktifan di kelas maupun mengurangi prestasinya.
d.      Menganggap kerja sangat melelahkan
e.       Ingin bekerja di semester depan saja
Disebabkan masih ingin menyesuaikan diri terlebih dahulu.
f.       Tidak diizinkan orang tua
Orang tua hanya menginginkan anaknya konsentrasi terhadap perkuliahan saja.
g.      Masih dibawah umur
h.      Sudah banyak kesibukan di perkuliahan
Beberapa mahasiswa sudah mengikuti beragam kegiatan kepanitiaan / organisasi / UKM sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk bekerja.
Adapun alasan para mahasiswa yang memilih untuk bekerja adalah sebagai berikut.
a.       Membantu perekonomian keluarga
Dengan turutnya mahasiswa dalam bekerja, hal ini merupakan salah satu bentuk meringankan beban orang tua, karena kebutuhan-kebutuhan pribadi bisa dibiayai dengan gaji dari bekerja paruh waktu sehingga tidak harus meminta kepada orang tua.
b.      Menabung untuk investasi
Menabung untuk investasi sangat baik jika dimulai sejak muda sehingga keperluan-keperluan mendadak atau berbiaya besar dapat teratasi.
c.       Menambah relasi
Tidak dipungkiri lagi bahwa relasi akan sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Oleh sebab itu, mulai menambah relasi adalah hal yang patut dicontoh.
d.      Menyalurkan hobi
Melakukan hal yang dikuasai dan disenangi dengan mendapat balas jasa akan sangat menguntungkan.
e.       Mengisi waktu luang
Dengan bekerja, mahasiswa akan menjadi lebih produktif dan mendapat berbagai pengaruh positifyang nantinya akan berguna di masa mendatang.

II.            Kondisi mahasiswa yang bekerja paruh waktu

Okezone.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Ring The Bell of Gender Equality (2019), mengatakan bahwa angkatan tenaga kerja di Indonesia masih didominasi laki-laki sebanyak 83%, sedangkan perempuan hanya 54%. Berdasarkan penelitian di kalangan mahasiswa baru Sastra Cina 2019, didapatkan hasil yang tak jauh berbeda. Sebanyak 67% mahasiswa yang bekerja paruh waktu adalah laki-laki dan 33%  perempuan.

Diagram II.1. Jenis kelamin mahasiswa pekerja paruh waktu.



Diagram II.2. Asal daerah mahasiswa pekerja paruh waktu.

Dapat dilihat dalam persentase bahwa terdapat lebih banyak mahasiswa luar Malang yang bekerja daripada mahasiswa asli Malang.
Bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu, keuntungan yang mereka dapatkan selain mendapatkan balas jasa adalah :
a.       Mendapat banyak pengalaman di bidang pekerjaan mereka masing - masing.
b.      Berlatih untuk mengatur dan menghargai waktu.
c.       Lebih menghargai uang.

III.            Tingkat keaktifan mahasiswa pekerja paruh waktu dalam proses pembelajaran di kelas berdasar teori  Sudjana

Sudjana, dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (2004), memaparkan teorinya mengenai aspek penentu keaktifan siswa. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal :
a.       Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
b.      Terlibat dalam pemecahan masalah.
c.       Bertanya ke siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi.
d.      Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
e.       Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
f.                Menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperoleh.
g.      Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
h.      Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Didapatkan data bahwa mahasisa baru Sastra Cina 2019 yang bekerja memiliki waktu kerja selama 24 jam sampai 30 jam dalam seminggu. Hal ini bisa berpengaruh terhadap keaktifan mahasiswa di kelas bila tidak memiliki manajemen waktu yang baik. Para mahasiswa pun mengakui bahwa terkadang mereka kelelahan dengan aktivitas belajar dan bekerja yang menguras waktu serta tenaga sehingga sulit mengatur waktu untuk belajar, bekerja, dan istirahat.
Namun, hasil penelitian menunjukkan para mahasiswa jarang bahkan tidak pernah mengabaikan dosen yang sedang mengajar di kelas karena alasan lelah bekerja yang persentasenya bisa dilihat dibawah ini.

Diagram III.1. Jawaban mahasiswa mengenai mengabaikan dosen saat mengajar karena lelah bekerja.

   Ketika terdapat suatu kegiatan diskusi kelompok, mahasiswa pun cenderung aktif untuk berpendapat dalam kelompoknya masing-masing.


Diagram III.2. Jawaban mahasiswa mengenai berpendapat dalam diskusi.
Ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi kuliah, para mahasiswa pun cenderung aktif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Diagram III.3. Jawaban mahasiswa mengenai penyelesaian masalah tidak memahami materi kuliah.

Sebanyak 38% memilih untuk mencari informasi sendiri, 37% bertanya ke mahasiswa lain, 25% bertanya ke dosen, dan 0% dari mahasiswa yang memilih untuk diam saja.
Pelatihan diri sendiri untuk lebih memahami materi juga menunjukkan tingkat keaktifan mahasiswa. Dalam persentase ditunjukkan bahwa mahasiswa cenderung sering dalam melakukan pelatihan diri untuk memahami materi kuliah.

Diagram III.4. Jawaban mahasiswa mengenai pelatihan diri
.
Kriteria penunjuk tingkat keaktifan mahasiswa yang selanjutnya adalah pernilaian diri dari hasil pembelajaran yang diperoleh. Dalam presentase berikut ditunjukkan bahwa 67% mahasiswa selalu melakukan pernilaian terhadap diri sendiri.

Diagram III.5. Jawaban mahasiswa mengenai pernilaian diri.

SIMPULAN

            Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :
a.       Sebagian besar mahasiswa baru Sastra Cina 2019 Universitas Brawijaya Malang memilih untuk tidak bekerja karena ingin menyesuaikan diri terlebih dahulu terhadap lingkungan Malang, belum mencari dan menemukan pekerjaan yang diinginkan, takut kuliah akan berantakan karena masih maba, menganggap kerja sangat melelahkan, ingin bekerja di semester depan saja, tidak diizinkan orang tua, masih dibawah umur, dan sudah memiliki banyak kesibukan di perkuliahan.
b.      Sebagian kecil dari  mahasiswa baru Sastra Cina 2019 Universitas Brawijaya Malang memilih untuk bekerja karena ingin membantu perekonomian keluarga, menambah relasi, menabung untuk investasi, menyalurkan hobi, dan mengisi waktu luang.
c.       Keuntungan yang didapat dari bekerja menurut para mahasiswa adalah mendapat banyak pengalaman di bidang pekerjaan mereka masing – masing, berlatih untuk mengatur dan menghargai waktu, dan bisa lebih menghargai uang.
d.      Kerugian / hambatan yang didapat mahasiswa dari bekerja adalah merasa kelelahan dengan aktivitas belajar dan bekerja yang menguras waktu serta tenaga sehingga sulit mengatur waktu untuk belajar, bekerja, dan istirahat.
e.       Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa baru Sastra Cina 2019 Universitas Brawijaya Malang cenderung tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran dilihat dari teori Sudjana mengenai keaktifan siswa yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya ke siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperoleh, melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, serta kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. 
            Dari penelitian ini, semua mahasiswa baru Sastra Cina 2019 Universitas Brawijaya Malang memilih untuk tetap melanjutkan bekerja paruh waktu disamping kegiatan perkuliahannya.

Diagram III.6. Jawaban mahasiswa mengenai keinginan untuk lanjut kerja.

Daftar Pustaka


Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.                                  Rineka Cipta.
Artha, Yohana. (2019). Pekerja Masih Didominasi Pria, Sri Mulyani : Wanita hanya 54%. Okezone.com. (Online) (https:// economy .okezone.com /read/2019/03/13/320/2029605/ pekerja-masih -didominasi- pria-sri- mulyani-wanita-hanya-54, diakses 9 Desember 2019).
Mudyahardjo, R. (1998). Pengantar Pendidikan. Bandung : Rajawali Pers.
Sadirman, A. M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja                               Grafindo Persada.
Sudjana, N. (2004). Dasar - dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru               Algesindo.
Suwono. (1998). Kenali Pengertian Mahasiswa menurut Para Ahli. pengertianku.net (online) (http :// www. Pen gertianku.net/ 2014/11/ kenali-pengertian-mahasiswa-dan- menurut-para-ahli.html, diakses pada 28 November 2019).





Komentar